PROFIL PONDOK PESANTREN DARUR RASYID SILATONG

Sejarah Berdiri Pondok Pesantren Darur Rasyid

Berawal dari keinginan untuk membangun daerah kelahiran di sektor pendidikan islam dengan impian mewujudkan lembaga Pesantren Modern yang dicita-citakan akan menjadi ikon pendidikan islam modern dimasa depan, Pada tanggal 19 Februari 2020 Pondok Pesantren Darur Rasyid resmi berdiri dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Bapak Bupati Aceh Singkil, Dul Musrid.

Pesantren Darur Rasyid didirikan oleh Ust. H.M.Rasyid Bancin, S.Sos.I, seorang putra daerah kelahiran Desa Lipat Kajang, Simpang Kanan, Aceh Singkil. Setelah mengenyam pendidikan pesantren di Babusalam Batu Korong dan Darul Mutallimin Tanah Merah ia menapaki pendidikan di negeri piramid (mesir) dan menuai pengalaman diberbagai daerah didalam dan luar negeri, sepulangnya dari negeri piramid pada tahun 2009 ia aktif sebagai pendakwah daerah hingga ditetapkan menjadi DAI Perbatasan yang ditugaskan di sudut wilayah Kota Subulussalam.

Desa Sepadan, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, sebuah desa yang dikategorikan tertinggal pada masa itu. Pada tahun 2012 ia bersama sejumlah tokoh mendirikan sebuah Pondok Pesantren yang diberi nama Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan hingga berhasil mengembangkan dan memajukan lembaga tersebut, melahirkan sejumlah kader alumni yang menyebar melanjutkan studi di berbagai Universitas ternama didalam dan dan luar Provinsi Aceh bahkan sampai ke luar negeri termasuk Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir dan beberapa universitas lainnya di Turki.

Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan terus berkembang dan mendapati kemajuan setiap tahunnya dan telah meraih pengakuan dari berbagai pihak, Pemerintah Kota Subulussalam, Pemerintahan Provinsi Aceh dan sejumlah Pengamat Pendidikan serta komunitas.

Namun ternyata ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, capaian keberhasilan yang ia raih itu tidak membuatnya merasa puas diri, ia selalu teringat dengan daerah kelahirannya, Aceh Singkil dan ingin berbuat melakukan sesuatu yang berarti disektor dakwah dan pendidikan islam

Mengembalikan Kejayaan Singkil

Pondok Modern Daarurrahmah dibesut Ustad Rasyid berada di wilayah pemerintahan Kota Subulussalam yang dulunya merupakan bagian dari wilayah pemerintahan Aceh Singkil. Kini Kota Subulussalam setelah pemekaran mendapati kemajuan dan perkembangan yang signifikan, terutama di sektor pendidikan islam (Pesantren/Dayah). Pertumbuhan Dayah terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan perhatian pemerintahan kota yang terus berkontribusi dalam kemajuan lembaga pesantren.

Setiap tahun, ratusan putra putri daerah Aceh Singkil berbondong-bondong masuk pesantren di wilayah Kota Subulussalam, Selain memenuhi biaya administrasi pesantren, masyarakat Aceh Singkil yang memondokkan anak-anak di Pesantren wilayah Kota subulussalam tentunya harus mengeluarkan sejumlah pembiayaan lain untuk memenuhi kebutuhan anak mereka, berbelanja di kota subulussalam menjadikan roda perkonomian semakin meningkat di kota itu.

Fenomena ini bertolak belakang dengan masa lalu kejayaan singkil yang pernah menjadi destinasi pendidikan islam, mendapati pelajar yang datang dari berbagai penjuru daerah bahkan dari berbagai daerah dipulau sumatera, mereka  datang ke singkil untuk menimba ilmu dan menuai pengalaman belajar.

Ingin mengembalikan kejayaan singkil di era modern, Ustad Rasyid mendirikan lembaga pendidikan islam modern (Pesantren Modern) yang ia beri nama Pondok Pesantren Darur Rasyid, dicatut dari namanya sendiri.

Di desa silatong, sebuah desa yang ia tinggali dimasa kecil bersama keluarga, Pondok Pesantren Darur Rasyid didirikan. Desa silatong ini pun memiliki jejak sejarah kerajaan dan ulama pada masa lampau. Pesantren Darur Rasyid diharapkan mampu mengembalikan kejayaan singkil di era modern.

Bak gayung bersambut, semangat Ustad Rasyid didukung masyarakat dan Pemerintahan Aceh Singkil,  bersama masyarakat Desa Silatong dan Pemerintah setempat serta para donatur dari berbagai instansi, Pesantren Darur Rasyid berdiri dengan membangun beberapa gedung sarana terdiri dari asrama santri dan rumah guru serta beberapa fasilitas lainnya.

Siapa Yang Mengelola dan Menjalankan Lembaga Pesantren Darur Rasyid

Setelah berhasil membangun sarana, untuk mencapai impian dan harapan yang sangat besar dengan hadirnya Pesantren Darur Rasyid, Ustad Rasyid pun bekerja keras mempersiapkan tenaga pengelola dan tenaga yang berkompenten dalam menjalankan misi dan mencapai visi Pesantren Darur Rasyid.

Bak seorang pengamat, Ust.Rasyid melakukan pergerakan yang cepat dan tepat, ia beranjak ke Ibu Kota Provinsi Aceh (Banda Aceh) menemui seorang putra daerah Aceh Singkil yang diyakini mampu bekerjasama dalam mengelola dan mengembangkan Pesantren Darur Rasyid.

Dengan membawa semangat selogan Marsipature Hutanabe (Membenahi kampung kelahiran) ia melakukan diplomasi kepada Ustad Andika Novriadi M.Ag, sosok putra daerah kelahiran Desa Siompin, Kecamatan Suro yang telah berjibaku dalam sektor pendidikan pesantren selama belasan tahun di Ibu Kota.

Ustad Andika adalah alumni Pesantren Darul Arafah Raya Deli Serdang Sumatera Utara, mengadu nasib ke Banda Aceh dan menjajal potensinya sebagai guru dan pengasuh diberbagai lembaga pesantren sambari menyambung pendidikan di Universitas UIN-Ar-Raniry hingga meraih gelar magister dan menjadi tenaga pendidik (dosen) di universitas itu.

Guru Pesantren dan Dosen dilakoninya, Ia juga manahkodai sebuah organisasi besar, Satuan Komunitas Gerakan Pramuka Pesantren GPP-Aceh yang memimpin sejumlah kader alumni Pesantren dan memiliki koneksi dan relasi luas terhadap pondok pesantren diberbagai kabupaten kota di wilayah Provinsi Aceh, sebuah pencapaian besar bagi seorang perantau.

Menghadirkan Ustad Andika di Pesantren Darur Rasyid bukanlah perkara mudah bagi Ustad Rasyid, artinya ia harus berani meyakinkan sang perantau untuk dapat kembali ke daerah asal dan meninggalkan segala pencapaian yang sudah diraih melalui perjuangan bertahun-tahun.

Namun, dengan semangat dan kegigihan Ustad Rasyid serta keseriusannya dalam membangun daerah Aceh Singkil disektor pendidikan islam, iapun berhasil meraih hati sang perantau dan ia tempatkan sebagai Direktur Pengelola Pesantren Darur Rasyid.

Ustad Andika yang sudah mendapati sejumlah pengalaman dalam memanuver pengelolaan lembaga pesantren tidak membutuhkan waktu lama untuk menggaungkan nama Darur Rasyid hingga menjadi sorotan publik di Provinsi Aceh.

Dibarengi dengan kemampuan leadershipnya dalam mengatur segala komponen internal pesantren menjadikan pesantren Darur Rasyid berhasil menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan islam yang terorganisir dan berkompeten hingga meraih sejumlah presatasi dan mampu menunjukkan eksistensi santri yang berbakat dan disenangi publik masyarakat.

Ustad Andika juga memanfaatkan jaringan relasinya dalam meraih perhatian publik hingga sejumlah tokoh dan prkatisi pesantren datang dan ikut andil mempopulerkan nama Darur Rasyid.

Tidak sampai disitu saja, iapun menjajal kemampuannya dibidang publikasi online dan pengelolaan website sehingga Pesantren Darur Rasyid menjadi buah bibir di masyarakat luas.

Belum sampai dua tahun beroperasi, Ustad Andika bersama tim terdiri dari guru, pengasuh dan sejumlah staf, Pesantren Darur Rasyid telah memiliki 150 santri dari dalam dan luar wilayah Aceh serta mampu meraih Akreditasi A sebagai lembaga Pendidikan Dayah/Pesantren di Provinsi Aceh.