siltong – Kepala Bidang Pendidikan Dayah kunjungi Pondok Pesantren Darur Rasyid bersama team Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Singkil (09/11/2021)
Kunjungan tersebut merupakan program Dinas Syariat Islam dalam rangka silaturrahim dan dialog terkait persiapan penyusunan kurikulum dayah di Kabupaten Aceh Singkil.
Sebelumnya, team sudah mengunjungi beberapa Pesantren/Dayah di empat kecamatan dan yang terakhir dikunjungi Pesantren Darur Rasyid di Desa Silatong, Kecamatan Simpang Kanan.
Kabid Pendidikan Dayah Aceh Singkil, Putri Zuliana, S.Pd.I dalam pertemuan bersama Pimpinan dan Staf Pesantren Darur Rasyid menyatakan bahwa kunjungannya bersama team untuk bersilaturrahim dan diskusi program pendidikan dan kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren Darur Rasyid.
“Alhamdulillah kami sudah berkunjung ke beberapa Dayah, hari ini dayah terakhir yang kami kunjungi adalah Pesantren Darur Rasyid, beberapa hari kedepan kunjungan ini akan terus berlanjut ke Dayah-Dayah lain, dengan bertemu langsung di lokasi kami secara langsung kami dapat mengetahui sistem pendidikan dan kurikulum yang diterapkan di Dayah tersebut melalui dialog secara intens, proses ini kami jadikan bahan catatan untuk penyusunan kurikulum Dayah yang akan kita bakukan di Kabupaten Aceh Singkil” Ujar ibu Putri Zuliana membuka dialog.
Setelah dimintai penjelasan tentang Kurikulum yang diterapkan, Pimpinan Pondok Pesantren Darur Rasyid, Ust. H.M.Rasyid menjelaskan bahwa di Darur Rasyid dilakukan konsep penyaduran.
“Secara kelembagaan, Darur Rasyid ini adalah Pesantren Modern. Dalam pendidikan formal kami menerapkan dua kurikulum. Pertama, sistem pendidikan Kulliyatul Muallimiin Al-Islmiyah (KMI) yang berafiliasi kepada Pondok Modern Gontor Ponorogo. Kitab berbahasa arab kontemporer yang kami gunakan juga sumbernya dari sana, hal itu kami lakukan untuk menunjang penguasaan bahasa santri. Pada tingkat kelas II SMP proses belajar mengajarnya menerapkan Bahasa Arab 80%. Selanjutnya kami juga menerapkan kurikulum JSIT (jaringan Sekolah Islam Terpadu) kedua ini memiliki konsep yang jelas, dapat diakses dan dipelajari, bahkan tersedia situsnya di www.gontor.ac.id dan jsit-indonesia.com“ Jelas Ust.Rasyid sembari menunjukkan kitab-kitab produk gontor dan buku panduan JSIT Indonesia
Ust.Rasyid juga menambahkan bahwa di Pesantren Darur Rasyid juga mempelajari kitab-kitab yang umumnya digunakan di Pesantren Salafiyah.

“Santri-santri disini juga belajar kitab kuning yang muktabarah, program ini dikhususkan pada malam hari saja. Selain itu pada program pendukung, kami tidak hanya fokus pada kegiatan ekstrakurikuler pondok modern saja namun juga menerapkan program yang pada umumnya terlaksana di Dayah Salafiyah, disini kami terapkan bacaan Dalail Khairat dan Albarzanzi yang dikhususkan pada malam rabu dan kamis. Inilah yang kami maksud dengan penyaduran” tambah Ust.Rasyid.
Usai mendengar penjelasan tersebut, Ustazah Hanum salah satu dari team rombongan bersama Kabid Pendidikan Dayah menanyakan tentang pemahaman Ust.Rasyid terhadap kurikulum pesantren dan ketentuan tipologi dayah yang ditetapkan di Provinsi Aceh.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ust.Rasyid memaparkan bahwa ada banyak tipe dan konsep akademik terselenggara di berbagai wilayah di indonesia yang sudah menghasilkan kualitas dan diakui pemerintahan dan masyarakat.
“Jika kita melirik pondok pesantren diberbagai wilayah di indonesia, kita mendapati banyak keunikan dan kecondongan pada capaian tertentu. Ada pesantren yang konsen pada penguasaan Kitab Turats, Hafalan Al-Qur’an, Teknologi, Entrepreneur, Kaderisasi Ulama dan lain sebagainya. Ada pula pesantren yang berpegang pada konsep kependidikan pramuka seperti Pesantren Al-Hira di Sumatera Barat, selanjutnya ada Islamic Center yang artikulasinya dimaknai dengan pusat pendidikan islam sesuai dengan label namanya”
Di Aceh ini, ada 4 tipologi pendidikan Dayah yaitu Salafiyah, Terpadu, Tahfidz dan Balai Pengajian, itu sudah komplit namun pada penerapan kurikulum dan konsep belajarnya masih heterogen di dayah-dayah. inilah yang harus dirumuskan sehingga menjadi panduan bagi lembaga-lembaga Dayah atau pesantren di Aceh.
Di Aceh ini juga sangat banyak Dayah yang dikategorikan terpadu padahal sistem pendidikannya mengikuti Pondok Modern Darussalam Gontor. Kitab-Kitab yang digunakan, Program kegiatan dan konsep belajarnya pun mengikuti gontor bahkan di Aceh juga ada Pesantren Cabang Gontor dibarengi pula dengan sederetan pesantren-pesantren besar di berbagai kabupaten kota dipimpin oleh alumni-alumni gontor. Berdasarkan ini mungkin saja perlu ditambahkan satu tipologi lagi yaitu Pesantren Modern. Jelas Ust.Rasyid
Sebelum mengakhiri dialog, Ustazah Hanum menanyakan pemikiran Ust.Rasyid tentang urgensi kurikulum yang perlu diterapkan Dayah-Dayah di Aceh Singkil sesuai dengan perkembangan pendidikan di masa kini.
“Pada dasarnya seluruh lembaga pesantren itu fungsi utamanya sama adalah mendidik dan membina generasi untuk menguatkan aqidah dan memahamkan ilmu pengetahuan islam dibarengi dengan penerapan di lingkungan pesantren, namun pendidikan terus berkembang berbarengan dengan kemajuan zaman, karena itu bermunculan inovasi dan kreasi dari pengelola-pengelola lembaga pesantren, sehingga memiliki kecondongan dan capaian tertentu. Hal ini tidak dapat dibendung karena berhubungan dengan upaya menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anak di lembaga pesantren”

“Saya berfikir bahwa setiap lembaga pesantren perlu menerapkan kurikulum penyaduran artinya tidak hanya condong pada konsep dalam tipe tertentu. Di Darur Rasyid kami dikenal sebagai Pesantren Modern, namun kami juga menerapkan program Tahfidz Qur’an dan pengkajian kitab kuning, hal ini kami lakukan dengan alasan dimana pasar minat masyarakat pada era ini adalah program tahfidz. Selain itu kitab kuning atau yang biasa disebut dengan kutub turats merupakan ciri khas Dayah atau pesantren di bumi Aceh, menurut saya meskipun ada tipologi tertentu namun setiap Dayah di Aceh ini perlu diwajibkan menerapkan pembelajaran dan pengkajian kitab kuning” jelas Ust.Rasyid
Usai dialog ditutup, Ust.Rasyid mengajak team rombongan berkeliling di komplek Pesantren Darur Rasyid sembari melihat aktifitas santri di sore hari sembari menyampaikan capaian pengembangan Darur Rasyid kedepan.








