Guru dan Pengasuh Pesantren Harus Bisa Mendalami Perasaan dan Pemikiran Wali Santri

0
1642
Pesantren Darur Rasyid Buka Pendaftaran Santri Baru Di Awal Bulan April 2022

darurrasyid.com – Direktur Pengasuhan Pondok Pesantren Darur Rasyid, Ust.Andika Novriadi, M.Ag menuturkan bahwa ustad ustazah Pondok Pesantren harus bisa menyelami pemikiran dan perasaan wali santri, hal ini ia sampaikan pada pertemuan resmi dalam rapat kerja Bidang Pengasuhan Pondok Pesantren Darur Rasyid (21/08/2021)

Ustad Andika meyakini dengan hal itu akan menciptakan kedekatan guru dan orangtua sebagai wali santri sehingga target pendidikan akan lebih mudah dicapai dan prosesnya akan lebih mudah jika terwujud hubungan kedekatan serta kerjasama yang baik dari kedua pihak.

“Jika kita ingin maju dan terus berkembang, kita harus membangun komunikasi interaktif dan membuka diri terhadap wali santri, kita tidak perlu takut jika dipersalahkan atau mungkin mendapat protes dari pelayanan yang dianggap tidak maksimal atau mungkin terdapat kesalahan dalam sistem, ketakutan dengan hal-hal seperti itu adalah sikap yang tidak optimis dalam mengelola lembaga pendidikan” tegas Ustad Andika

“Setiap Pondok Pesantren memiliki sistem dan peraturan dalam proses pembinaan dan pendidikan santri-santrinya, segala peraturan dan program yang ditetapkan pesantren ditujukan untuk mendapati hasil capaian yang baik, mungkin kita merasa khawatir karena kedekatan guru dengan wali santri akan menuai konflik atau berpotensi merusak sistem yang ditetapkan pesantren, sehingga menjadikan pesantren perwujudan lembaga by request kehilangan integritas dan tidak berani menentukan kebijakan karena telah memberikan ruang komunikasi terhadap wali santri, ini juga kekhawatiran yang berlebihan” kata Ustad Andika

Ustad Andika menambahkan, justru jika terwujud komunikasi yang baik, wali santri akan mendukung segala program dan peraturan bahkan mungkin menjadi patner dalam mengembangkan lembaga, sebaliknya jika guru pesantren menutup diri, sulit ditemui, sulit diajak komunikasi dan tidak membuka ruang diskusi maka akan memberikan kesan negatif bagi wali santri dan masyarakat.

Hal kasuistik yang terjadi pada orangtua yang saban hari datang ke pesantren menemui anaknya bukan berarti semata-mata mereka tidak patuh atau menolak aturan kunjungan yang ditetapkan pesantren, bisa saja karena gejolak rindu hasrat besar ingin bertemu atau merasakan suatu kekhawatiran dari sugesti firasat yang mereka alami, bagi sebagian orangtua membutuhkan proses untuk bisa beradaptasi berpisah dari anak, kita dapat memahami itu jika menyelami perasaan dan pemikiran sosok orangtua.

Sebagai guru pendidik atau guru pengasuh pesantren kita patut menyelami pemikiran dan perasaan wali santri kita, mereka sudah mempercayakan dan menitipkan anaknya untuk kita didik, kita pun harus menyadari bahwa orangtua juga berupaya untuk memasukkan anak ke pesantren mereka berkorban dengan memenuhi segala syarat dan adminstrasi serta menahan rasa rindu karena berpisah dari anak.

Mari kita membuka ruang diskusi, selalu menyapa dan memulai pembicaraan setiap bertemu dengan wali santri kita, hal ini akan menciptakan ikatan batin kekeluargaan. kita patut menyadari bahwa sebagai pengasuh dan pendidik kita tidaklah sempurna, dengan ini mungkin saja kita mendapati solusi dari permasalahan yang kita alami dalam proses mendidik” tutup Ustad Andika

@drs_media