Camat Simpang Kanan Subarsono Jelaskan Makna DAMAI Kepada Santri Darur Rasyid

0
1294
Camat Simpang Kanan Subarsono Jelaskan Makna DAMAI Kepada Santri Darur Rasyid

silatong –  H.Subarsono, S.Mn, beri pengarahan kepada santri dan santriwati Pesantren Darur Rasyid tentang makna “Damai” Subarsono yang kini menjabat sebagai Camat Simpang Kanan tersebut hadir di Darur Rasyid sebagai Pembina Upacara (13/09/2021)

Dalam amanatnya, Pak Subarsono menjelaskan makna kata “Damai” yang menurutnya memiliki artikulasi penting untuk diketahui dan diimplentasikan dalam hidup terutama bagi kalangan santri dan guru di lembaga Pondok Pesantren.

DAMAI merupakan kata yang terdiri dari lima huruf, setiap hurufnya itu memiliki konotasi makna yaitu Disiplin, Akhlaq, Memahami, Ahli dan Independen. Untuk meraih kesuksesan dalam hidup tentu harus dengan disiplin, segala aktifitas dan usaha yang kita lakukan harus teratur dan terorganisir dengan baik.

Jika kita ingin diterima dengan baik dilingkungan masyarakat, kita harus berakhlaq alias berbudi pekerti, terlebih lagi terhadap santri Pondok Pesantren dimana akhlaq merupakan pondasi utama dalam membangun karakter diri.

Memahami adalah respon terbaik saat mendengar dan melihat sesuatu, segenap informasi jika dipahami dengan baik akan berbuah menjadi ilmu pengetahuan, ingin bekerja maka harus paham terlebih dahulu apa yang mau dikerjakan.

Ahli, setiap manusia harus menjadi ahli pada bakat dan kemampuannya masing-masing, setiap manusia dianugrahi bakat dan kemampuan yang melekat pada dirinya, hal itu harus digali,diasah dan dikembangkan sehingga menjadi ahli, sangat disayangkan jika manusia itu tidak mengetahui bahkan tidak peduli dengan potensi yang ada pada dirinya.

Indenpenden, dalam situasi tertentu manusia itu harus bersikap independen, artinya memiliki pendirian dan keteguhan hati, tidak terpengaruh dengan orang lain, terlebih lagi jika pengaruh itu mengarah kepada hal negatif. Jelas Pak Subarsono

Camat Simpang Kanan Subarsono Jelaskan Makna DAMAI Kepada Santri Darur Rasyid

Selain menjelaskan makna kata Damai, Pak Subarsono juga menegaskan tentang perkembangan teknologi yang kini meracuni generasi kalangan pelajar, ia mengingatkan kepada santri dan guru yang berhadir dalam momentum upacara resmi tersebut untuk bijak menggunakan teknologi seperti smarhphone dan media sosial.

“Benar, bahwa teknologi itu bisa memudahkan banyak pekerjaan dan aktifitas manusia namun bisa pula merusak diri, merusak fikiran bahkan merusak keimanan jika salah dalam menggunakannya” Pungkas Pak Subarsono

Sebelum menutup amanatnya, Pak Subarsono menceritakan tentang sosok pimpinan Pesantren Darur Rasyid (Ust.H.M.Rasyid Bancin, S.Sos.I) ia mengakui pernah bertemu dengan Ust.Rasyid di kota mekkah pada saat itu menjadi pembimbing ibadah haji tahun 2008 silam.

Pak Subarsono mengulik berbagai cerita menarik tentang sosok Ust.Rasyid yang ia ketahui saat menempuh pendidikan di negeri piramid (mesir), cerita itu ia jadikan sebagai bahan motivasi terhadap peserta upacara.

“Saya yakin, pesantren ini akan terus maju dan berkembang, jika guru dan santri-santrinya semangat, istiqomah dalam berjuang” Ujar Pak Subarsono

Setelah meninggalkan lapangan upacara, Pak Subarsono menyempatkan diri berbincang-bincang dengan guru pendidik Pesantren Darur Rasyid membicarakan tentang sosial kemasyarakatan dan pemerintahan, kemudian pamit meninggalkan komplek pesantren.